Melepas
Belenggu
Untuk
sesuatu yang ku takutkan, hari ini ku melepasmu.
Cepat
atau lambat, sekarang atau nanti, hari itu pasti akan datang.
Maka
terjebak didalam lingkaramu merupakan suatu hal yang salah.
Aku
ingin hidup dengan penuh kelegaaan dan kebebasan yang bermakna.
Pergilah
engkau, ku lepaskan engkau...
Untuk
sesuatu yang selama ini benar-benar aku jaga dan genggam,
Hari
ini aku melepaskanmu...
Karena
semakin erat aku menggenggammu, semakin besar pula rasa takutku...
Bagaimana
aku bisa melepaskan rasa takutku jika aku menggenggam terlalu erat...
Aku
ingin melegakan diriku tanpa menggenggam apapun,
meski
sedang berjalan di atas seutas tali...
Bilamana
waktunya jatuh, maka terjatuhlah...
Bilamana
ditakdirkan untuksampai, maka sampailah...
Aku
tak ingin terlalu takut akan jatuh,
aku
tak ingin terlalu mengkhawatirkan akan sampai atau tidak...
Aku
ingin bernapas lebih lega dan merentangkan tanganku,
menjadi
diriku sendiri dan menjalani semuanya dengan kelegaan...
Hari
ini aku melepasmu...
Untuk
sesuatu yang pernah membuatku merasa bersalah, hari ini aku melepasmu...
Sadari
diri ini bukanlah manusia sempurna,
seringkali
berpikiran ketika keburukan yang di dapat,
mungkin
itu adalah hasil keburukan yang telah dilakukan pula...
Berpikir
keras apa salahku, berpikir keras bagaimana caranya memperbaiki keadaan,
berpikir
keras bagaimana caranya memperbaiki nama,
ternyata
semuanya semakin membawa diri ke dalam lingkaran bersalah itu sendiri...
Dan
semua lingkaran bersalah bermuara pada takut “apa kata orang”
Padahal,
mau berbuat baik atau berbuat buruk, bagi orang yang tidak menyukai,
pasti
akan selalu salah...
Sedangkan
aku ingin hidup dalam kedamaian, bebas menggerakkan dan menyelaraskan antara
pikiran, hati, dan alat gerakku...
Maka
pergilah engkau, hari ini aku melepasmu...
Untuk
sesuatu yang pernah ku sesali, hari ini ku melepasmu...
Aku
tak pernah mengerti apa sebenarnya makna dari menyesal...
Selalu
saja teringat, dan akan berakhir pada kata-kata “andaikan waktu itu aku....”
Dan
kata-kata itu mengantarkan pada sebuah penyesalan, menyalahkan diri sendiri...
Sedangkan
waktu tidak akan bisa di ulang kembali...
Dan
waktu yang dihabiskan untuk memikirkan penyesalan sama dengan waktu untuk
bergerak maju ke depan...
Bagaimana
aku bisa terlepas dari rasa bersalah jika aku tetap menyesali sesuatu...
Maka
pergilah engkau, hari ini aku melepasmu...
Untuk
sesuatu yang tak sempat ku ucapkan,
untuk
sesuatu yang belum dapat ku perbuat,
hari
ini aku melepasmu...
Semua
yang belum itu pasti berlabuh pada kalimat “andaikan waktu itu...”
Dan
semua itu akan berlabuh pula pada sebuah penyesalan...
Sedangkan
bagaimana aku bisa melegakan diriku jika masih berada di dalam lingkaran
penyesalan...
Maka
pergilah engkau, hari ini aku melepasmu...
Untuk
sesuatu yang ingin aku lupakan, hari ini aku melepasmu...
Semakin
aku berusaha melupakan, semakin kuat pula ingatan itu...
Semakin
aku berusaha untuk melupakan, semakin besar pula perasaan bersalah karena
berusaha melupakan...
Maka,
bukan diusahakan untuk dilupakan, namun melepaskannyalah akan membuat semuanya
terasa lebih ringan...
Aku
ingin langkahku lebih ringan untuk maju melangkah ke depan...
Maka
pergilah engkau, hari ini aku melepasmu...
Untuk
sesuatu yang aku khawatirkan melupakannya, hari ini aku melepasmu...
Semakin
aku takut kehilangan ingatanku, semakin kuat ketakutanku...
Sedangkan
bagaimana aku bisa bebas dari ketakutanku itu jika aku selalu mengkhawatirkan
akan lupa...
Semua
ini hanyalah titipan...
Jika
memang masih dipercaya untuk menyimpan ingatan, maka ingatan tak akan pudar termakan
oleh waktu...
Jika
memang tidak dititipkan lagi, maka tanpa berusaha dilupakanpun ingatan akan hilang...
Maka
hari ini aku ingin melepasmu...
Aku
ingin melangkah lebih lega...
Hari
ini aku ingin melepas semua belenggu itu...
Hari
ini untuk hari esok yang lebih baik...
Mei,
2015